Laporan Kegiatan Women’s March Bali 2018

Tim Women’s March Bali | Mar 4, 2018 | Reports

Women’s March merupakan aksi yang dilakukan pertama kali pada 21 Januari 2017 di Amerika Serikat sebagai bentuk protes atas sikap Donald Trump yang ofensif dan diskriminatif terhadap perempuan. Hal ini menjadi pergerakan yang masif di Amerika Serikat bertepatan dengan hari inaugurasi presiden terpilih tersebut. Aksi pertama kali ini dihadiri setidaknya 5.246.670 orang. Mereka adalah suara yang menuntut perubahan dan ekualitas.

Pada Maret 2017 di Indonesia, aksi ini diadaptasi dan dinamai menjadi Women’s March Jakarta. Tuntutan-tuntutan yang ada dikemas dari konflik yang hadir di sekeliling kita dan dibacakan di depan Istana Merdeka Jakarta. Ada 33 organisasi yang berkoordinasi dalam aksi ini.

Tidak berhenti di tahun 2017, gerakan Women’s March hadir kembali di Indonesia. Tahun ini, Women’s March dilangsungkan di 14 daerah yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Kupang, Lampung, Malang, Pasuruan, Pontianak, Salatiga, Serang, Sumba, Surabaya, Ternate, Tondano, dan Yogyakarta. Perempuan di Indonesia berdiri dan bersuara atas kondisi sosial dan regulasi yang timpang di lingkungan kita. Mereka menuntut untuk bebas dari belenggu patriarki yang membatasi ruang mereka. Mereka melawan berbagai bentuk opresi-opresi yang ada. Mereka kuat, pantas, dan lantang.

Pre-Event Women’s March Bali 2018

Ada beberapa serangkaian kegiatan yang dilakukan pada 25 Februari yang lalu, yaitu garage sale, pembuatan poster bersama, bincang santai, pemutaran film, dan diskusi. Pre-event ini bertempat di Uma Seminyak mulai pukul 10.00 WITA sampai 21.00 WITA. Ada kurang lebih 50 pengunjung yang hadir bila dikalkulasikan dari awal kegiatan.

 

 

Stan garage sale dibuka pada pukul 10.30 WITA. Pengunjung mulai ramai hadir pada siang hari. Barang-barang yang dijual sangat beragam, mulai dari baju, celana, tas, sepatu, buku, kaset, aksesoris, boneka, dan make-up. Semuanya merupakan barang bekas layak pakai, dijual dengan rentang harga Rp5.000,- sampai Rp100.000,-. Stan ditutup pada pukul 21.00 WITA.

 

 

Pukul 15.00 WITA, pembuatan poster bersama dimulai. Panitia sudah menyediakan karton dan alat tulis yang peserta butuhkan. Peserta membuat poster dengan kreativitas mereka masing-masing. Tak sedikit dari mereka yang menuliskan keluhan mereka tentang bagaimana mereka diobjektifikasi dan dianggap remeh. Pembuatan poster berlangsung selama dua jam. Setelah pembuatan poster selesai, para peserta berpose bersama sambil memegang poster buatan mereka di tangannya.

 

 

Setelah pembuatan poster bersama selesai, panitia memberitahu para peserta untuk duduk merapat karena bincang santai akan dimulai. Bincang santai kali ini dihadiri oleh tiga orang narasumber, yaitu Ni Nengah Budawati, S.H sebagai Ketua Bali WCC; Ni Putu Candra Dewi, S.H sebagai Koordinator Kelompok Rentan YLBHI-LBH Bali; dan Rickdy Vanduwin sebagai Ketua GSHR Udayana. Bincang santai ini dimoderasikan oleh Ni Luh Eka Purni Astiti, S.KM yang merupakan Dewan Penasehat KISARA Bali. Dengan tema “Kekerasan Berbasis Gender dan Ancaman RKUHP”, diskusi berjalan dengan asik karena peserta sangat interaktif dan turut berbagi pengalaman mereka.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemutaran beberapa film pendek yang dikurasi dengan judul “Women Stories”. Program ini disusun oleh Arlinka Larissa sebagai program bulanan Minikino. Ada beberapa judul film pendek yang diputar, yaitu The Ice Cream Killer; Annie Waits; As I Lay Dying; Ms. Belly; Sleep Tight, Maria; dan Aurora. Durasi film tersebut adalah satu jam sepuluh menit. Pemutaran film kemudian diakhiri dengan diskusi bersama Edo Wulia dari Minikino.

 

Women’s March Bali 2018 (4 Maret 2018)

 

Women’s March Bali 2018 berlangsung pada hari Minggu, tanggal 4 Maret. Panitia dan peserta terlebih dahulu berkumpul di Lapangan Parkir Timur berbarengan dengan berjalannya Car Free Day di Lapangan Puputan Renon. Peserta yang hadir membawa poster mereka masing-masing. Mereka hadir dengan pakaian yang berwarna toska ataupun ungu. Beberapa dari mereka yang tidak memakai pakaian sesuai dress code, disematkan dengan pita berwarna ungu untuk memudahkan panitia mengidentifikasi apakah mereka peserta aksi atau bukan. Ada sekitar 100 peserta aksi yang hadir dalam kegiatan ini.

 

 

Setelah seluruh peserta aksi berkumpul, mereka diinformasikan tentang peraturan yang perlu dipatuhi selama melakukan long march, seperti tidak boleh mengotori maupun merusak properti umum, melakukan perbuatan yang membahayakan orang lain, dan lain-lain. Long march dilakukan sesuai rute yang ada. Selama berparade, para peserta mengumandangkan yel-yel yang sudah disediakan panitia. Pemimpin jalannya aksi pun ikut serta dalam memeriahkan kegiatan ini. Semua kegiatan diawasi oleh Polresta Denpasar.

Setelah parade berakhir, partisipan diarahkan menuju Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja. Di sana berlangsunglah berbagai kegiatan, seperti orasi, pembacaan puisi, dan pembacaan tuntutan. Seluruh rangkaian kegiatan selesai pukul 10.00 WITA.

***

Press Coverage

Want to Write for Us?

Share This